Judul
Jurnal :
a. a. PERANCANGAN FAILOVER DAN LOAD BALANCING PADA PT. MICROAD INDONESIA
b. ANALISIS
DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND
ROBIN
1. Kesamaan
Jurnal
a. Kedua
jurnal tersebut menggunakan konsep yang sama yaitu dengan menggunakan konsep
load balance dengan dua ISP
2. Ketidaksamaan
Jurnal
a. Metode
yang digunakan oleh kedua jurnal tersebut berbeda, Metode yang digunakan dalam
teknik Load Balancing pada jurnal
pertama adalah Per Connection Classifire (PCC). Sedangkan pada jurnal
kedua menggunakan metode round robin
b. Pada
jurnal pertama hasil uji coba dilihat dari respon time sedangkan pada jurnal
kedua hasil uji coba dilihat dari ip adress
3. Pandangan
Pada Jurnal pertama penulis menganalisis
teknik Failover dan
Load Balancing yang diterapkan pada PT. MicroAd Indonesia apakah sudah
berjalan dengan baik atau belum.
Pada
Jurnal kedua penulis menganalisi dan mengimplemantasikan teknik load balanced
dua ISP menggunakan mikrotik dan metode round robin
4. Perbandingan
Pada
jurnal pertama menggunakan konsep failover dan load balancing untuk
memanfaatkan dua ISP secara efisien. Jurnal kedua, menganalisis dan
implementasi load balanced pada dua ISP.
Kedua
jurnal tersebut menggunakan konsep atau teknik yang sama untuk mengefisieankan
dua ISP yaitu dengan konsep failover dan load balancing serta sama-sama
menggunakan router mikrotik sebagai media penghubung ISP dan Mikrotik OS sebaga
sistem operasi pada server. Metode yang digunakan berbeda, Metode yang digunakan dalam
teknik Load Balancing pada jurnal
pertama adalah Per Connection Classifire (PCC). Sedangkan pada jurnal kedua
menggunakan metode round robin. Dan hasil ujicobanyapun akan berbeda Pada jurnal pertama hasil
uji coba dilihat dari respon time sedangkan pada jurnal kedua hasil uji coba
dilihat dari ip adress.
5. Ringkasan
a. PERANCANGAN FAILOVER DAN LOAD BALANCING PADA PT. MICROAD INDONESIA
PT. MicroAd Indonesia menggunakan 2 Internet
Service Provider (ISP), yaitu Centra Sarana Data (CSD – 8 Mbps) dan Biznet
(2 Mbps). Masalah awal yang dihadapi adalah pemanfaatan kedua ISP yang dinilai
tidak efisien dan metode pengalihan jalur ISP yang masih dilakukan secara manual
apabila jalur yang digunakan terputus, sehingga membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk proses pengalihan jalur tersebut. Setelah menganalisa
permasalahan yang ada, maka solusi yang ditawarkan adalah perancangan sistem failover
yang dapat mengalihkan jalur ISP secara otomatis, apabila mendeteksi jalur
ISP yang digunakan putus dan load balancing yang dapat membagi traffic
terhadap kedua ISP, sehingga pemanfaatan kedua ISP menjadi lebih efisien
dan efektif.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, teknik failover
yang dibuat adalah dengan menggunakan fixed line. Dalam penelitian
ini, selain failover yang ada pada load balancing, juga ditambahkan
failover ke 3G line. Digunakannya 3G line dengan
pertimbangan bahwa 3G masih dalam tahap perkembangan, sehingga masih belum
diketahui seberapa pesat sistem tersebut dapat dikembangkan. Selain itu, teknik
failover dan load balancing ini juga diimplementasikan di suatu perusahaan,
sehingga juga merupakan studi kasus. Penambahan failover ke 3G line berguna
untuk mengantisipasi putusnya kedua ISP, sehingga akan meng-cover computer-komputer
yang memang harus mendapatkan akses internet.
Failover adalah
kemampuan suatu sistem untuk dapat berpindah secara manual maupun otomatis jika
salah satu sistem mengalami kegagalan, sehingga menjadi backup untuk
sistem yang mengalami kegagalan. Teknik Failover yang diterapkan pada
penelitian ini memanfaatkan fitur Netwatch yang ada pada Router Mikrotik.
Load Balancing adalah teknik
untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara
seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil
waktu tanggap, dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Metode
yang digunakan dalam teknik Load Balancing ini adalah Per Connection
Classifire (PCC). PCC mengelompokkan trafik koneksi yang keluar atau masuk router
menjadi beberapa kelompok. Pengelompokkan tersebut dibedakan berdasarkan
beberapa parameter.
b. ANALISIS
DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND
ROBIN
Konsep load
balance dengan metode round robin, yaitu menggunakan kedua gateway
secara bersamaan dengan membagi beban secara berurutan dan bergiliran.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan bagaimana mendesain dan
mengimplementasikan sistem secara otomatis dan efisien dalam perpaduan dua ISP
agar di peroleh hasil yang optimal di dalam memanajemen banwidth. Metodologi
yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metodologi pengujian dan
pengamatan. Hasil dari penelitian tersebut adalah perolehan kapasitas bandwidth
untuk akses internet akan meningkat dengan digabungkannya dua buah gateway yang
tersedia sehingga dapat digunakan secara bersamaan sekaligus mempunyai fitur
fail over (backup). Selain itu juga bisa mendapatkan bandwidth yang lebih besar
dengan harga yang lebih murah.
Koneksi load balance
menggunakan multi gateway ini disebut dengan metode round robin karena beban
terbagi secara berurutan dan bergiliran dari gateway yang satu ke gateway yang
lain oleh karena itu gateway yang digunakan selalu bergantian dan tidak tetap
(random), hal ini ditentukan dalam konfigurasi mangle yaitu ‘nth’, nilai
pertama menandakan ‘every’ dan nilai kedua menandakan ‘packet’ sehingga jika
diterjemahkan dari script diatas ‘nth’ pada rule kedua mempunyai nilai 2,1 yang
berarti akan menangkap setiap paket pertama dari 2 paket, karenanya 50% dari
semua traffic akan tertangkap oleh rule ini. Kemudian ‘nth’ pada rule keempat
yang mempunyai nilai 1,1 berarti menangkap setiap paket dari 1 paket yang ada
dengan kata lain menangkap semua paket yang tersisa, sehingga 50% paket yang
tersisa akan tertangkap oleh rule ini.
0 komentar
Post a Comment