Unsur - Unsur Metodologi


1.       Interprestasi
Artinya menafsirkan atau membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif (menurut selera orang yang menafsirkan), tetapi harus bertumpu pada evidensi objektif, untuk mencapai kebenaran yang autentik. Penafsirkan dengan tidak secara subjektif bukan berarti kegiatan interprestasi ini dikerjakan sesuka karangan peneliti, akan tetapi tetap harus bertumpu pada kenyataan yang telah diamati. Kenyataan itu bisa berupa fakta. Dan fakta ini bisa berupa data (kenyataan-kenyataan yang sudah tercatat), atau gejala (sesuatu yang nampak sebagai tanda adanya peristiwa atau kejadian). Namun dalam filsafat yang si peneliti berhadapan langsung dengan manusia hidup atau dalam bahasa lain lebih dekat dengan ilmu sosial dan human. Maka suatu fakta dapat dibedakan menjadi dua yang pertama secara fisik (kulit, badan, kepala, mata), dan secara ekspresi manusia (bahasa, tingkah laku, tarian). Hal itulah yang dimaksudkan harus bertumpu pada evidensi objektif, dan mencapai kebenaran otentik.

2.       Induksi dan Deduksi
Induksi (dari khusus ke umum) pada dasarnya disebut generalisasi. Ilmu eksakta mengumpulkan data-data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar itu menyusun suatu ucapan umum. Dalam penelitian ilmu sosial ilmu ini sering disebut dengan Humanistik atau Humaniora. Ucapan umum maksutnya adalah pemehaman yang sudah dirumuskan yang didapat dari hasil meneliti.
Deduksi (dari umum ke mkhusus), setelah pengertian secara umum telah didapati maka, dibuatlah eksplitasi dan penerapan lebih khusus. Dari pemahaman yang masih bersifat general tadi (transendental), mungkin dapat dibuat deduksi mengenai segi sifat-sifatnya yang lebih khusus.

3.       Koherensi Intern
Yaitu  usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur struktural dilihat dari dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation. Misalnya mengenai hakikat manusia baru muncul pemahaman, kalau dilihat hubungan antara kebebasan, pemahaman, nafsu, dan pengaruh lingkungan khususnya orang lain.

4.       Holistika
Tinjauan secara lebih mendalam untuk mencapai kebenaran secara utuh.hoistika juga merupakan corak yang khas atau suatu kelebihan dalam konsepsi filosofis. Identitas objek akan terlihat bila ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Misalnya, pada penulis naskah berita, atau pelaku sejarah hidup dalam interaksi dengan zamannya dan latar belakagnya. Ia selalu melakukan melakukan hubungan aksi-reaksi sesuai dengan tematik zamannya.

5.       Kesinambungan Historis
Jika ditinjau menurut perkembangannya, manusia adalah mahluk historis. Artinya mereka berkembang dalam pengalaman dan pikiran, bersama bersama sesuai dengan zamannya. Dalam relasi dengan dunia mereka berhak membentuk nasib atau nasilah ang membentuk mereka. Rangkaian kegiatan atau peristiwa dalam kehidupan manusia merupakan sebuah proses yang saling berkesianambungan untuk menbentuk diri manusia, dan itu merupakan mata rantai yang tidak akan terputus. Dengan itulah harkat manusia yang unik dapat diselami.

6.       Idealisasi
Yaitu merupakan suatu proses untul membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal tau yang sempurna.

7.       Komparasi
Adalah suatu usaha membandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian untuk menentukan secara tegas kesamaan dan perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek bisa dipahami secara murni.

8.       Heuristika
Adalah metode untuk menentukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah.

9.       Analogokal
Adalah filsafat yang meneliti arti, nilai, dan maksud yang diekpresikan dalam fakta dan data human.

10.   Deskripsi
Merupakan keseluruhan dari hasil data yang memungkinkan dapat diambil dan dapat dipahami secara mantab



0 komentar

Post a Comment