Kampus TI | Pengertian FSB | FSB (Front Side Bus) yang sering juga disebut sebagai system
bus adalah jalur (bus) yang secara fisik menghubungkan prosesor dengan
chipset northbridge pada motherboard. Jalur ini sebagai tempat lintasan
data/informasi yang diwujudkan dalam bentuk sinyal-sinyal elektronis. Jalur ini
merupakan jalur dua arah, artinya aliran data/informasi bisa berjalan dari
prosesor menuju motherboard atau sebaliknya. FSB juga menghubungkan processor
dengan memori utama.
Bandwidth maksimum FSB ditentukan lebar FSB (wide
FSB), frekuensi FSB, dan jumlah transfer per detik (transfer/tick).
Misalkan lebar FSB 32 bit (setara 4 byte) dengan frekuensi 200 MHz dan 4
transfer per detik. Bandwith maksimumnya adalah:
Lebar FSB x frekuensi FSB x jumlah transfer per detik
= 4 x 200 x 4
= 3200 Mega Byte perdetik
Maknanya adalah jumlah data maksimum yang bisa
dialirkan oleh FSB adalah 3200 MB per detik. Makin besar bandwidth FSB makin
cepat komputer bekerja. Namun, hal ini juga bergantung pada kemampuan
komponen-komponen lain dalam mendukung kerja komputer (prosesor), misalnya
cache memory, memori utama, teknologi-teknologi lain yang terkandung dalam
prosesor itu sendiri.
Bandwidth
adalah jumlah data maksimum yang dapat dipindahkan dalam satuan waktu
tertentu. Biasanya diukur dengan satuan byte per detik, bit per detik atau
tingkatan satuan yang lebih besar, misalnya mega byte per detik, giga bit per
detik. Satuan ini tergantung besar data atau sesuai keperluan pemakai/
penghitungnya.
|
Kemampuan transfer per detik yang
dimiliki FSB tergantung teknologi yang digunakan pada prosesor tersebut.
Misalnya teknologi GTL+ mampu melakukan 2 transfer per detik, EV6 melakukan 4
transfer per detik, sedangkan teknologi AGTL+ mampu mencapai 8 transfer per
detik.
FSB merupakan ‘tulang punggung’
hubungan antara prosesor dengan chipset pada motherboard, karena melalui FSB inilah
keduanya saling mengirim dan menerima data/informasi. Melalui system bus
chipset berhubungan ke komponen lain yang terhubung pada motherboard. FSB
digunakan untuk mengomunikasikan antara motherboard dengan
komponen lainnya.
Patut dicatat bahwa semua sistem bus
(PCI, AGP, memory) pada motherboard terhubung ke chipset, sehingga dapat
dikatakan bahwa chipset menjadi titik sentral koneksi sistem bus pada
motherboard. Dengan demikian tidaklah salah bila disebutkan bahwa FSB
menghubungkan prosesor dengan komponen (device) lain dalam satu sistem komputer
melalui chipset yang ada pada motherboard.
FSB
merupakan jalur penghubung antara prosesor dengan memori utama, juga
penghubung antara prosesor dengan chipset (northbridge) pada motherboard.
|
Hypertreing
Sebutan resmi untuk teknologi Hyper-threading adalah Hyper-Threading
Technology yang disingkat dengan sebutan HTT. Teknologi karya
Intel ini merupakan pengembangan dari teknologi Super-threading
yang sebelumnya pernah diterapkan di prosesor Xeon (prosesor untuk server).
Hyper-threading adalah bentuk inovasi teknologi yang lebih maju, yang
menggunakan teknologi simultaneous multithreading (SMT), yang
kemudian diterapkan pada beberapa varian prosesor Pentium 4, baik yang versi
prosesor desktop maupun mobile Teknologi Hyper-threading ini tidak diterapkan
di generasi prosesor Pentium M berbasis core, Merom, Conroe dan Woodcrest.
Perlu pula diketahui, penggunaan teknologi
hyper-treading ini ternyata tidak efisien dalam penggunaan energi. Masalah
inilah yang menjadi pertimbangan mengapa teknologi hyper-threading ini tidak
diterapkan pada prosesor-prosesor baru berbasis core. Teknologi Hyper-threading
sendiri dapat digambarkan sebagai berikut:
Sebuah prosesor yang dilengkapi teknologi
hyper-threading oleh software ‘Operating system’ dianggap terdiri dari 2
prosesor (2 ‘logical’ processor). Dengan demikian ‘operating
system’ dapat bekerja secara simultan di kedua prosesor (‘logical’ prosesor)
tersebut. Hal ini mengakibatkan prosesor dapat memproses beberapa pekerjaan
(berkas/tugas) sekaligus, sehingga pemrosesan berjalan lebih cepat dan
memperpendek waktu kerja.
Boleh juga dikatakan, dengan adanya teknologi
Hyper-threading ini memungkinkan sebuah prosesor bekerja seperti ‘dual
prosesor’, atau prosesor tunggal dibaca seolah-olah menjadi ganda. Hal ini
terjadi karena teknologi ini bekerja dengan cara menggandakan (menduplikasi)
bagian/seksi tertentu dari prosesor (menyimpan catatan arsitektur prosesor).
Teknologi hyper-threading mampu meningkatkan performa
prosesor hingga 40 %, bahkan ada yang menjelaskan dapat meningkatkan kemampuan
proses kerja hingga dua kali lipat. Pihak Intel sendiri menyatakan bahwa
kecepatan Pentium 4 Hyper-threading mampu meningkat 30% dibandingkan Pentium 4
non Hyper-threading. Pada beban kerja yang berat, teknologi hyper-threading
mampu meningkatkan performa prosesor Pentium 4, yaitu menghasilkan kinerja yang
lebih baik/cepat dibandingkan prosesor Pentium 4 tanpa teknologi
hyper-threading. Akan tetapi, perbaikan performa ini juga sangat bergantung
program aplikasi yang digunakan. Beberapa program justru menurun performanya
ketika teknologi Hyper-threading ini diaktifkan. Kadangkala penurunan performa
ini bersifat unik di Pentium 4 (bervariasi bergantung nuansa arsitektur
prosesornya). Penurunan tersebut sebenarnya bukan sifat/karakteristik simultaneous
multithreading.
Perlu diketahui bahwa fungsi hyper-threading ini bisa
bekerja optimal bila didukung oleh sistem operasi yang sesuai, misalnya Windows
XP. Selain bergantung pada dukungan sistem operasi, juga bergantung pada:
o Dukungan chipset yang digunakan pada motherboard
o Dukungan BIOS untuk mengatur aktif tidaknya fungsi
HT dari BIOS
o Dukungan aplikasi software yang digunakan
Teknologi
Hyper-Threading adalah teknologi eksklusif milik Intel, tidak dimiliki oleh
prosesor-prosesor yang bukan produksi Intel.
TDP ( Thermal Design Power )
1. Pengertian
TDP (
Thermal Design Power ) ialah daya yang dibutuhkan oleh sebuah alat untuk
bekerja secara normal. TDP ini dinyatakan dalam satuan Watt ( W ). Pada pengetahuan dasar komputer,
pengetahuan tentang TDP ini sangat perlu sekali karena sangat menentukan kinerja
komputer yang kita gunakan. Yaitu dalam bagian operasional dari komputer,
karena TDP ini juga berpengaruh pada kinerja sebuah komputer. Dan menjadi
faktor yang membuat komputer kita bisa bertahan lama ataupun tidak.
Hal ini erat kaitannya dengan core sebuah
mikroprosesor, jika sebuah core mikroprosesor tersebut membutuhkan daya 100 W
maka kita harus mampu menampung daya tersebut. Misalkan saja daya dari rumah
kita 250 W, kita ingin membeli PC ( Personal Computer ) dengan prosesor Core 2
Duo yang membutuhkan daya total 300 W. Dalam hal ini sebaiknya kita jangan
membeli PC tersebut, karena jika daya yang dibutuhkan tidak dapat kita cukupi
maka PC tersebut tidak akan normal atau bahkan tidak menyala sama sekali karena
daya yang kita berikan tidak dapat tercukupi.
Pada teknologi komputer jaman dulu (
generasi Pentium, Pentium II dan Pentium III ) TDP tidak diefisiensikan sebagai
mana mestinya. Seandainya TDP total sebuah PC Pentium II ialah 200 W, maka
walaupun komputer tersebut bekerja
dengan beban tinggi ( Full Load ), normal, ataupun Idle ( Menganggur /
Istirahat ) daya yang diperlukan konstan sebesar 200 W. Sehingga beban
pembayaran listrik menjadi naik karena daya yang dibutuhkan sangat besar.
Berbeda dengan teknologi jaman sekarang ( Pentium IV keatas ), TDP sangat
diefisiensikan. Misalnya PC Pentium 4 dengan daya 200 W, maka daya yang
dibutuhkan dapat berbeda-beda tergantung pemakaian si pemakai. Jika kondisi
Full Load daya yang dibutuhkan maksimal 200 W, sedangkan daya yang dibutuhkan
saat kondisi Idle hanya 120 W. Sehingga beban pembayaran listrik dapat
diminimalisir.
0 komentar
Post a Comment