BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap kendaraan telah memiliki
identitas berupa plat kendaraan yang berisi nomor polisi. Identitas inilah yang
membedakan antara kendaraan yang satu dengan yang lainnya. Pengenalan plat
kendaraan dapat digunakan diberbagai sistem seperti sistem keamanan, sistem
jalan tol dan sistem parkirtanpa harus membuat identitas baru sehinggatopik ini
menarik untuk diteliti.
Salah satu aplikasi yang dapat
digunakan adalah aplikasi yang secara otomatis dapat mengenali plat nomor
kendaraan bermotor melalui gambar yang
ditangkap oleh kamera. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat
aplikasi tersebut dengan menggunakan image
processing dan neural network
(jaringan saraf tiruan).
Image
processing (pemroses
gambar) merupakan salah satu jenis teknologi untuk menyelesaikan masalah
mengenai pemrosesan gambar. Dalam image
processing gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga gambar tersebut
lebih mudah untuk diproses lebih lanjut.
Jaringan saraf tiruan merupakan
sistem adaptif yang dapat merubah strukturnya untuk memecahkan masalah
berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan
tersebut. Jaringan saraf tiruandapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang
kompleks antara input dan output untuk menemukan pola-pola data.
Dengan
demikian, berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mengambil permasalahan
tentang adalah aplikasi yang secara otomatis
dapat mengenali plat nomor kendaraan
bermotor melalui gambar yang ditangkap oleh kamera
sebagai bahan penyusunan proposal inidengan judul “Aplikasi Pengenalan Plat Nomor
Polisi Kendaraan Bermotor Dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan”.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
- Penulisan plat nomor kendaraan bermotor masih mengandalkan penulisan tangan pada karcis parkir/ TOL.
- Waktu yang dibutuhkan cukup lama karena masih mengandalkan penulisan tangan pada karcis parkir/ TOL.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam
penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut :
2. Citra
dibatasi pada plat yang berwarna dasar hitam dan tulisan berwarna putih.
3. Karakter yang dikenali adalah huruf Alphabet (A
sampai Z) huruf besar semua, serta angka (0 sampai 9)
4. Pada
penelitian ini proses pengambilan gambar serta penentuan dari posisi plat telah
di lakukan sebelumnya dan yang akan dibahas hanya pengenalan karakter pada plat
kendaraan bermotor .
1.4. Maksud dan Tujuan
1.4.1. Maksud Penelitian
Maksud
penyusun pada penulisan ini, yaitu untuk membuat aplikasi yang secara otomatis dapat mengenali plat nomor
kendaraan bermotor melalui gambar yang
ditangkap oleh kamera. Sehingga dapat mengenali plat kendaraan dan dapat
digunakan diberbagai sistem seperti sistem keamanan, sistem jalan tol dan
sistem parkirtanpa harus membuat identitas baru sehinggatopik ini menarik untuk
diteliti.
1.4.2.
Tujuan
Penelitian
Tujuan akhir dari penulisan ini
adalah untuk membuat aplikasi yang dapat
mengenali keberadaan suatu plat nomor dalam suatu gambar. Proses pengenalan
dilakukan dengan mengenali setiap
karakter dari plat nomor kendaraan tersebut dengan metode pengenalan karakter
dan pemrosesan gambar dengan menggunakan jaringan saraf tiruan dan image processing sehingga dapat
ditransformasikan ke dalam bentuk huruf teks.
1.5. Kegunaan Penelitian
1.5.1.
Kegunaan Teoritis
Menggunakan
pengelolaan data penjualan biasanya secara manual sekarang menggunakan program
aplikasi komputer.
1.5.2.
Kegunaan
Praktis
Pengenalan
plat kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan mudah menggunakan program yang
telah dirancang oleh penyusun.
1.6. Sistematika Penyusunan
Untuk mempermudah dalam mendapatkan gambaran yang
lengkap dan jelas mengenai masalah yang dibahas, maka penulis membagi masalah
ini kedalam 6 (enam) bab dengan gambaran sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang Latar
Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Maksud dan Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA
Pada bab ini berisi tinjauan pustaka bagi teori-teori yang
mendasari, relevan dan terkait dengan subyek dan permasalahan yang dihadapi
dalam penyusunan proposal.
BAB III : METODE
PENELITIAN
Pada bab ini berisi metode yang digunakan, data yang
diperlukan, teknik pengumpulan data,
serta hubungan dengan penelitian sebelumnya.
BAB IV : ANALISIS DAN
PEMBAHASAN MASALAH
Pada bab ini
menjelaskan tentang analisis terhadap masalah yang diteliti.
BAB V : PERANCANGAN
PROGRAM
Pada bab ini
berisi tahap-tahap perancangan program aplikasi yang meliputi perancangan
representasi pengetahuan dan perancangan antarmuka.
BAB VI : KESIMPULAN DAN
SARAN
Berisi
kesimpulan dari hasil pengujian yang didapatkan, serta saran-saran untuk
pengembangan sistem lebih lanjut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Plat Nomor
Kendaraan Bermotor
Plat Nomor Kendaraan
Bermotor atau biasa disebut juga Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
berbentuk plat aluminium dengan cetakan tulisan dua baris[1].
Ø Baris
pertama menunjukkan: kode wilayah (huruf), nomor polisi (angka), dan kode/seri
akhir wilayah (huruf).
Ø Baris
kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku.
Bahan baku TNKB resmi adalah
aluminium dengan ketebalan 1 mm. Ukuran TNKB untuk kendaraan bermotor roda 2
dan roda 3 adalah 250x105 mm, sedangkan untuk kendaraan bermotor roda 4 atau
lebih adalah 395x135 mm.
Terdapat cetakan garis lurus
pembatas lebar 5 mm diantara ruang nomor polisi dengan ruang angka masa
berlaku. Warna tanda nomor kendaraan bermotor resmi ditetapkan sebagai berikut:
Ø Kendaraan
bermotor bukan umum dan kendaraan bermotor sewa dengan warna dasar hitam dengan
tulisan berwarna putih.

Gambar
2.1. Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor
Bukan Umum
Ø Kendaraan
bermotor umum dengan warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam.

Gambar 2.2. Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor Umum
Ø Kendaraan
bermotor milik pemerintah dengan warna dasar merah dengan tulisan berwarna
putih.

Gambar 2.3. Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor Pemerintah
Ø Kendaraan
bermotor Corps Diplomatik Negara Asing dengan warna dasar putih dengan tulisan
berwarna hitam.

Gambar 2.4. Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor Corps Diplomatik Negara Asing
Ø Kendaraan
bermotor Staff Operasional Corps Diplomatik Negara Asing dengan warna dasar
hitam dengan tulisan berwarna putih dan terdiri dari lima angka dan kode angka
negara dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian.
Ø Kendaraan
bermotor untuk transportasi dealer (pengiriman dari perakitan ke dealer, atau
dealer ke dealer) dengan warna dasar putih dengan tulisan berwarna merah.

Gambar 2.5. Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor Transportasi Dealer
Nomor kendaraan bermotor
diberikan sesuai dengan urutan pendaftaran kendaraan bermotor. Nomor urut
tersebut terdiri dari 1-4 angka, dan ditempatkan setelah Kode Wilayah
Pendaftaran. Nomor urut pendaftaran dialokasikan sesuai kelompok jenis
kendaraan bermotor:
Ø 1 -
2999, 8000 - 8999 dialokasikan untuk kendaraan penumpang.
Ø 3000
- 6999, dialokasikan untuk sepeda motor.
Ø 7000
- 7999, dialokasikan untuk bus.
Ø 9000
- 9999, dialokasikan untuk kendaraan beban.
Apabila nomor urut
pendaftaran yang telah dialokasikan habis digunakan, maka nomor urut
pendaftaran berikutnya kembali ke nomor awal yang telah dialokasikan dengan
diberi tanda pengenal huruf seri A - Z di belakang angka pendaftaran. Apabila
huruf di belakang angka sebagai tanda pengenal kelipatan telah sampai pada
huruf Z, maka penomoran dapat menggunakan 2 huruf seri di belakang angka
pendaftaran. Gambar 2.6. akan menjelaskan bagian-bagian dari TNKB.

Gambar
2.6. Penomoran Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor
Keterangan : A
= Nomor kode wilayah
B = Nomor urut pendaftaran
C = Nomor tanda pengenal
D = Tanggal masa berlaku
2.1.2. Plat Nomor
Kendaraan Bermotor Variasi
Pada masa sekarang ini
banyak ditemui TNKB yang tidak sesuai standar pemerintah untuk TNKB resmi, baik
dari segi ukuran, cara penulisan, warna, ataupun bahan. TNKB variasi ini banyak
ditemui pada kendaraan pribadi. Berikut contoh kesalahan penulisan pada Gambar
2.7.

Gambar
2.7. Plat Nomor Kendaraan Bermotor Tidak Resmi
2.2. Image Processing
Image processing atau biasa
disebut juga dengan pengolahan citra adalah suatu metode yang mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan mengolah atau memanipulasi gambar dalam bentuk 2
dimensi (citra digital)[2].
Proses ini mempunyai ciri data masukkan dan informasi keluaran yang berbentuk
citra (tidak berubah bentuk data). Citra digital adalah barisan bilangan nyata
maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu. Konsep dasar dari sistem
pengolahan citra diambil dari kemampuan indera penglihatan manusia yang
selanjutnya dihubungkan dengan kemampuan otak manusia. Dalam sejarahnya,
pengolahan citra telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk, dengan tingkat
kesuksesan yang cukup besar. Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, pengolahan
citra menyangkut pula berbagai gabungan cabang-cabang ilmu. Seperti diantaranya
optik, elektronik, matematika, fotografi, dan teknologi komputer.
Pengolahan citra pertama
kali digunakan pada bidang militer. Seiring dengan perkembangan jaman teknologi
pengolahan citra dikembangkan dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam
bidang komersial, industri, dan kesehatan. Pada umumnya, tujuan dari pengolahan
citra adalah mentransformasikan, mengolah, atau memanipulasi suatu gambar
digital sehingga informasi baru tentang gambar dibuat lebih jelas dari
sebelumnya. Ada banyak cara yang dapat diaplikasikan dalam suatu operasi
pengolahan citra.
2.2.1. Pengubahan Citra Sempurna Menjadi
Citra Grayscale
Citra warna bisa diubah menjadi citra grayscale
dengan cara menghitung rata-rata elemen warna Red, Green, dan
Blue[3].
Secara matematis cara termudah untuk penghitungannya adalah sebagai berikut:
Ket:
R = Merah
G = Hijau
B = Biru
Grayscale = ( R + G + B ) / 3
Cara yang lain dengan definisi NTSC (National
Television System Committee). NTSC mendefinisikan bobot untuk konversi
citra grayscale sebagai berikut :
WR = Bobot Merah = 77
WG = Bobot Hijau = 150
WB = Bobot Biru = 29
Grayscale = ((WR*R)+( WG*G)+(
WB*B)) / 256
Contoh
dari citra sempurna pada Gambar 2.8. dan hasil dari pengubahan gambar ke dalam
bentuk grayscale pada Gambar 2.9.

Gambar
2.8. Citra Sempurna

Gambar
2.9. Hasil Pengubahan Citra Sempurna
Menjadi
Citra Grayscale
2.2.2. Pengubahan Citra Grayscale Menjadi
Citra Hitam Putih
Pengubahan citra grayscale menjadi
citra hitam putih ini menggunakan teknik thresholding[4].Proses
thresholding bekerja dengan cara memilih suatu nilai batas (threshold)
dan piksel yang memiliki nilai dibawah threshold akan diubah menjadi
0(hitam) sedangkan untuk piksel yang memiliki nilai diatas threshold diubah
menjadi 255(putih). Proses threshold sangat berguna untuk menentukan daerah
yang terterang dan tergelap dari sebuah gambar. Gambar 2.10. merupakan gambar
hasil pengubahan citra grayscale menjadi citra hitam putih.

Gambar
2.10. Hasil Pengubahan Citra Grayscale Menjadi Citra Hitam Putih
2.2.3. Algoritma Pencari Lokasi Plat Nomor (Plate
Finder Algorithm)
Banyak algoritma yang dapat digunakan untuk
mencari lokasi plat nomor kendaraan seperti run-length smearing algorithm (RLSA),
connected components analysis, Hough Transform (HT) dan
lain-lain. Algoritma yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah RLSA (smearing)[5].
Smearing adalah suatu metode
untuk mengekstraksi lokasi teks dalam suatu gambar. Dengan smearing,
gambar akan diproses secara vertikal dan horisontal (scan-lines). Jika
angka dari piksel hitam berurutan kurang dari threshold yang ditentukan
maka gambar akan diubah menjadi putih.
Contoh :
Jika
threshold telah ditetapkan 10 dan 100 untuk horisontal dan vertikal smearing.
If number of consecutive ‘black’ pixels <
10 ; pixels become ‘white’
Else
; no change
If
number of consecutive ‘black’ pixels > 100 ; pixels become ‘white’
Else
; no change
Contoh dari hasil pencarian algoritma
smearing terhadap posisi area plat dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11. Hasil Dari Algoritma Pencari
Lokasi Plat Nomor
2.2.4. Segmentasi Karakter (Character
Segmentation)
Dalam segmentasi karakter
setiap karakter dari plat akan dibagi menjadi tiap-tiap bagian. Metode yang
digunakan adalah dengan membandingkan tiap baris piksel secara tegak. Jika
piksel tersebut terdeteksi sebagai awal karakter maka baris dari piksel itu diberi
nilai 1 sedangkan jika terdeteksi sebagai akhir dari karakter di berikan nilai
2, jika baris itu terdeteksi sebagai tengah dari karakter maka akan diberi 3.
Setelah area ditemukan maka gambar akan dipotong-potong sesuai dengan area-area
yang ada. Contoh hasil dari segmentasi karakter pada Gambar 2.12.

Gambar
2.12. Hasil Segmentasi Karakter
2.2.5. Encode Weight (Perhitungan
Bobot)
Weight (bobot)
yang akan digunakan untuk training ataupun proses perhitungan akan
didapatkan dari pembagian gambar citra hitam putih dengan menggunakan region
(daerah bagian)[6].
Penentuan region yang akan dilakukan berdasarkan titik berat dari
karakter hasil segmentasi lalu dibagi menjadi beberapa bagian dengan pembagian
daerah tiap 30 derajat. Dari bagian-bagian tersebut tiap piksel berwarna putih
(piksel aktif) akan dihitung perbagian dan dicari nilai persentase dari total
piksel yang ada pada bagian tersebut sehingga didapat weight yang dapat
diproses.

Gambar
2.13. Pembagian Region
2.3. Clustering ( Pengelompokkan)
Analisis cluster adalah
suatu usaha untuk menemukan sekelompok objek data yang memiliki kemiripan yang
sama (similarity) dan memiliki perbedaan dengan dengan kelompok objek
lainnya[7].
Persamaan dan perbedaan tersebut diperoleh dari informasi yang didapat dari
objek tersebut berdasarkan hubungan antar objek-objek tersebut (relationship).
Berikut beberapa hal yang tidak termasuk dalam analisis cluster
Ø Klasifikasi
yang telah tervisikan (misal: pengelompokkan hewan berdasarkan tempat
hidupnya),
Ø Pemisahan
sederhana (misal: pengelompokkan nama siswa berdasarkan nama abjad),
Ø Hasil
suatu Query (misal: pengelompokkan suatu spesifikasi tertentu),
Ø Partisi
grafik dan lain-lain.
Proses clustering akan
dianggap baik jika memiliki hasil kualitas cluster yang tinggi, yang
dimaksud tinggi disini adalah jika cluster memiliki :
Ø Tingkat
kesamaan yang tinggi dalam suatu cluster (high intra-class similarity).
Ø Tingkat
perbedaan yang tinggi antar cluster (low inter-class similarity).
Similarity merupakan
nilai kemiripan dari objek-objek yang ada sesuai dengan perhitungan secara
numerik berdasarkan informasi yang didapat dari objek tersebut. Semakin mirip
suatu objek dengan objek yang lain maka nilai similarity-nya juga
semakin besar. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan cluster.
Tentu saja metode yang digunakan untuk mengukur kesamaan (similaritas) akan
mempengaruhi keberhasilan dan kualitas dari cluster yang akan terbentuk.
2.4. Jaringan Saraf
Tiruan (Neural Network)
Jaringan Syaraf Tiruan
adalah paradigma pemrosesan suatu informasi yang terinspirasi oleh sistim sel
syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu informasi[8].
Elemen mendasar dari paradigma tersebut adalah struktur yang baru dari sistem
pemrosesan informasi. Jaringan Syaraf Tiruan seperti manusia belajar dari suatu
contoh. Jaringan Syaraf Tiruan dibentuk untuk memecahkan suatu masalah tertentu
seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena proses pembelajaran. Jaringan
Syaraf Tiruan berkembang secara pesat pada beberapa tahun terakhir.
Jaringan Syaraf Tiruan telah
dikembangkan sebelum adanya suatu komputer konvensional yang canggih dan terus
berkembang walaupun pernah mengalami masa vakum selama beberapa tahun.
Kelebihan sistem jaringan
saraf tiruan adalah:
Ø Kemampuan
melakukan proses pembelajaran
Ø Kemampuan
beradaptasi
Ø Implementasi
komponen peralatan dalam bentuk paralel secara besar-besaran.
Ada
banyak tipe dari JST seperti feedforward, Radial Basic Function (RBF),
kohonen self-organizing dan lain-lain. Metode JST yang akan digunakan
pada Skripsi ini adalah metode kohonen self-organizing.
2.4.1. Algoritma Kohonen
Self Organizing Maps (SOM)
Self Organizing Maps (SOM)
adalah suatu cara pengolahan data dengan cara meng-cluster-kan data yang
memiliki kemiripan dengan menggunakan suatu lingkungan map[9]. Dari
hasil peng-cluster-an data tersebut dapat diambil suatu informasi
tentang output dari tiap-tiap cluster. Untuk lebih jelasnya berikut
adalah bentuk gambar dari algoritma SOM yang dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar
2.14. Hubungan Antara Jaringan SOM Dengan Node Input Pada Input Layer
Berikut adalah algoritma SOM
:
1. Inisialisasi
neuron input : x1, x2, x3, …,xi.
2. Inisialisasi
neuron output ( lapisan output) sebanyak j x l : y11, y12, y13, …, yjI.
3. Mengisi
bobot antar neuron input dan output μijl dengan bilangan random 0 sampai
1.
4. Mengulangi
langkah-langkah berikut hingga tidak ada perubahan pada bobot map.
a.
Pemilihan salah satu input dari vektor input
yang ada.
b.
Penghitungan jarak antar vektor input terhadap
bobot (djI) dengan masing-masing neuron output dengan rumus jarak
/ distance yang dapat dilihat pada persamaan (2.2) : (Paradigma Sistem Cerdas,
Prof.Dr.Ir.Kuswara Setiawan, M.T.,2003)

c.
Dari seluruh bobot (djl) dicari yang
paling kecil. Indeks dari bobot (djl) dikatakan winning neuron karena
paling mirip.
d.
Untuk setiap bobot μijl diperbaharui
bobot koneksinya dengan menggunakan rumus yang dapat dilihat pada persamaan
(2.3) : (Paradigma Sistem Cerdas, Prof.Dr.Ir.Kuswara Setiawan, M.T.,2003)

Pada algoritma diatas
variabel learning rate (). Variabel ini menunjukkan bagaimana
adaptasi/pembelajaran dari proses training biasanya bernilai 0 ≤ g (t) ≤1. Semakin besar nilai g (t), semakin cepat bobot koneksi
beradaptasi / semakin besar pengaruh vektor input terhadap perubahan bobot
koneksi yang terjadi. Besar dari learning rate ini akan berkurang dari
tiap iterasi. Semakin lama g (t)
akan
mendekati 0, perubahan bobot semakin lama akan semakin kecil dan vektor-vektor
input dapat dipetakan dengan baik. Fungsi g (t)
yang
digunakan adalah penurunan konstan yaitu:

Dimana: t g
iterasi sekarang; T g setting maksimal
iterasi; ggnilai penurunan learning
rate
Untuk fungsi tetangga atau neighborhood
hijbc(t) juga memiliki nilai antara 0 ≤ hijbc(t) ≤ 1.
Setelah proses training dilakukan
selanjutnya yang dilakukan adalah proses testing. Proses testing ini
bertujuan untuk mengetahui posisi akhir dari tiap data sampel sehingga
mendapatkan hasil output dari bobot yang telah konvergen. Berikut
algoritma dari proses testing:
a.
Insialisasi bobot ijl dengan bobot
hasil training (load last convergent weight)
b.
Bentuk cluster – cluster dari vektor data training
(yang digunakan sebelumnya) dengan cara sama dengan proses training,
tetapi tanpa meng-update bobot.
c. Definisikan
spesifikasi output dari tiap cluster berdasarkan spesifikasi output
dari tiap data training dalam cluster tersebut.
d.
Masukkan vektor data baru yang akan di test
dan lakukan proses clustering untuk semua vektor data baru.
e.
Update spesifikasi ouput tiap data
baru dengan spesifikasi output dari tiap cluster dimana dia
berada.
Yang membedakan proses testing
dan training adalah pada proses testing tidak ada update
weight, tetapi weight yang digunakan adalah weight yang telah
konvergen dari hasil training.

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah metode kualitatif deskriptif.
“Metode Kualitatif
sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode
ini lebih banyak digunakan untuk penelitian”.[1]
“Penelitian deskriptif
menuturkan sesuatu secara sistematis tentang data atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, serta menganalisa dan
menginterpretasikan data yang ada”.[2]
Penulis memaparkan beberapa permasalahan yang dijadikan
objek penelitian, yaitu mengenai pengenalan
plat kendaraan bermotor secara
otomatis, kemudian melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut dan
dibuatkan pemodelan agar solusi permasalahan dapat dipecahkan secara efisien.
Setelah dilakukan analisis, maka selanjutnya penulis menginterpretasikan data
dengan teknik analisa data, sebagai implementasinya penulis merancang aplikasi
yang secara otomatis dapat mengenali plat nomor kendaraan bermotor melalui gambar yang ditangkap oleh
kamera.
3.2. Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan untuk penyusunan Skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Data
Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.[3]
Data primer yang penulis dapatkan adalah data yang diperoleh
dari hasil pengambilan gambar plat nomor serta buku-buku
yang berhubungan dengan kasus yang diteliti.
2. Data
Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer.[4]
Sedangkan data sekunder yang penulis
dapatkan adalah data yang mendukung keterangan atau kelengkapan data primer,
seperti metode penormalan gambar ( resizing,
grayscaling, thresholding ).
3.3. Sumber
Data
Sumber data yang peneliti peroleh adalah dari plat
kendaraan bermotor dan dari beberapa literatur yang
berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
3.4. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian
Lapangan (Field Research)
Dalam pengumpulan data di lapangan, Penulis menganalisis
secara langsung pada objek yang sedang diteliti dengan maksud untuk memperoleh
data primer tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah aplikasi yang
secara otomatis dapat mengenali plat nomor kendaraan bermotor melalui gambar yang ditangkap oleh
kamera.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
lapangan ini antara lain :
a. Observasi,
pengamatan langsung dan pencatatan terhadap objek yang diteliti.
b. Wawancara,
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan
pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Teknik ini dilakukan baik secara library research maupun internet
research yang menambah wawasan dan informasi tentang masalah yang dikaji,
yang dilaksanakan dengan maksud untuk memperoleh data-data pendukung yang berfungsi
sebagai tinjauan pustaka guna mendukung data-data sekunder yang diperoleh dari
objek penelitian serta referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik Deskriptif Analisis yang diperoleh dari
hasil penelitian, proses analisis data ini meliputi :
a. Analisa
prosedur yang sedang berjalan yaitu dengan menggunakan Use
Case.
b. Analisa
dokumen yaitu mulai dari masukan (input),
proses, sampai dengan menghasilkan keluaran (output).
c.
Analisa aliran data dan
informasi yaitu dengan menggunakan Class
Diagram.
3.6. Hipotesa
a.
Algoritma
Self Organizing Maps (SOM)
dapat diterapkan dengan baik untuk pengenalan
karakter dalam plat nomor mobil.
b.
Prosentase
hasil pengenalan karakter yang dilakukan dengan algoritma Self Organizing Maps (SOM) pada plat nomor adalah 80%
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH
4.1.
Analisis
Prosedur
Rangkaian prosedur yang akan dilakukan
oleh aplikasi ini adalah diinputkannya sebuah gambar dari sebuah gambar teks.
Di mana gambar tersebut akanmelalui serangkaian manipulasi citra dalam
proses image preprocessing diantaranya prosesgrayscaling,
thresholding, segmentasi karakter, normalisasi dan ekstrasi ciri yang
akanmengubah gambar tersebut menjadi serangkaian nilai-nilai yang berguna untuk
prosesutama berikutnya yaitu : proses pelatihan (training process) ataupun
proses pengenalan(recognition process).
Output dari proses
pelatihan adalah sekumpulan nilai bobot jaringan dan vektor polastabil yang
disimpan ke dalam sebuah file
pelatihan, file pelatihan tersebut
dapat dibukakembali bila akan diupdateataupun
digunakan dalam proses pengenalan. Sedangkan outputdari proses
pengenalan adalah konversi dari citra yang berisi angka-angka bipolar menjadihuruf-huruf
atau angka yang dapat disimpan ke dalam file teks.Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa sebelum melakukan proses pengenalan,terlebih dahulu
dilakukan pengecekan apakah sudah ada data pelatihan (training) yangdapat
dijadikan acuan dalam melakukan pengenalan. Bila tidak, maka proses pengenalantidak
bisa dilakukan.
![]() |
Gambar 4.1.
Flowchart Analisis Prosedur
4.2. Analisis Dokumen
4.2.1.
Analisis Dokumen Input
Dalam sistem aplikasi
pengenalan plat nomor polisi kendaraan bermotor ini yang menjadi dokumen
masukan yaitu filegambar plat nomor.
4.2.2.
Analisis Dokumen Proses
Dokumen proses merupakan
dokumen yang terbentuk setelah adanya dokumen masukan. Di dalam aplikasi pengenalan plat
nomor polisi kendaraan bermotorini yang menjadi dokumen proses yaitu prosesimage processing diantranya grayscaling,
thresholding, segmentasi karakter,
normalisasi dan ekstraksi ciri yang akan mengubah gambar tersebut menjadi
serangkaian nilai-nilai yang berguna untuk proses utama berikutnya yaitu : proses
pelatihan (training prosces) ataupun proses pengenalan (recognition process).
4.2.3.
Analisis Dokumen Keluaran
Sebagai dokumen keluaran
dalam aplikasi pengenalan plat nomor polisi kendaraan bermotor ini adalah data file gambar yang telah diproses melalui image processing dan proses pelatihan
(training prosces) menjadi informasi berupa
file text.
4.3. Analisis Aliran Data dan Informasi
Aliran data merupakan proses
berjalannya atau mengalirnya sebuah data yang diolah hingga menjadi sebuah
informasi. Sedangkan aliran
informasi adalah proses berjalannya informasi hingga sampai pada tangan pencari
dan pengguna informasi.Penulisan plat nomor kendaraan bermotor masih
mengandalkan penulisan tangan dan waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk
peinputan pada karcis parkir/ TOL. Sehingga penulis membuat aplikasi yang
secara otomatis dapat mengenali plat nomor melalui gambar yang ditangkap oleh
kamera.
4.4. Evaluasi Sistem Sedang Berjalan
4.4.1. Kekuatan Sistem (Strength)
Kekuatan dari sistem yang
sedang berjalan adalah sebagai berikut :
1. Penulisan
plat nomor dilakukan manual sehingga mengurangi terjadinya kesalahan.
4.4.2. Kelemahan Sistem (Weakness)
Kelemahan dari sistem yang
sedang berjalan adalah sebagai berikut :
1. Penulisan
plat nomor kendaraan masih mengandalkan penulisan tangan.
2. Waktu
yang dibutuhkan cukup lama.
Kesempatan dari sistem yang
sedang berjalan adalah menambahkan sistem baru yaitu dengan aplikasi pengenalan
plat nomor polisi kendaraan bermotordapat menjadi salah satu solusi untuk
memperbaiki kelemahan sistem juga dapat
menambah peluang meningkatnya penghasilan.
4.4.4. Tantangan Sistem (Threat)
Tantangan sistem disini
yaitu bagaimana cara untuk mendapatkan hasil tangkapan kamera yang pas sehingga
meminimalisir kesalahan saat penginputan plat nomor kendaraan.
BAB V
PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
5.1. Analisis Kebutuhan Perancangan
5.1.2. Proses Pengambilan Gambar
Proses
pengambilan gambar yang digunakan sebagai input pada sistem yang dibangun
adalah rangkaian-rangkaian kata yang berasal dari file Microsoft Word yang
mewakili huruf dan angka yang sudah dilatihkan kepada sistem, kemudian
dilakukan proses print screendan diolah dengan menggunakan aplikasi paint
sehingga didapat file *.bmp atau *.jpg.
5.1.3.
Modul Image Preprocessing
Modul
ini merupakan proses yang pertama kali dijalankan bila user hendak melakukan
proses pelatihanmaupun proses pengenalan. Pertama-tama, gambar yangdibuka akan
dibaca dan kemudian setiap huruf dan angka tersebut akan dicari posisi dan
ukurannya (segmentasi). Sebelum gambar tersebut disegmentasi terdapat proses grayscaling,thresholdinghingga menjadi
gambar hitam-putih untuk memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.
|
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
Gambar 5.1. Flowchart Modul Image
Preprocessing
5.1.3.1Proses Grayscaling dan Thresholding
Pada
prosesgrayscaling ini gambar inputyang berwarna dapat diubah menjadi
gambar yang tediri dari warna putih dan gradiasi warna hitam dengan menggunakan
representasi warna RGB. Pengubahan gambar ke dalam bentuk grayscale ini dilakukan dengan mengambil nilai pixeldari suatu gambar inputyang
kemudian dihitung dengan persamaan yang ada yaitu :
Grayscale
= 0,299R + 0,587G + 0,114B
![]() |
Gambar
5.2. Flowchart Proses Grayscaling dan Thresholding
Ilustrasi
proses grayscalingdan thresholding :

Gambar 5.3. lustrasi ProsesGrayscaling dan Thresholding
Gambar
inputyang berformat bitmapakan diubah ke dalam sebuah matrik yang berukuran
sesuai dengan ukuran pixeldari inputimage tersebut. Selanjutnya akan dilakukan
perubahan ke dalam vektor matrik biner yang hanya bernilai 0 atau 1 pada setiap
pixel-nya.
Setelah
didapatkan nilai grayscalekemudian
nilai pada setiap pixel hasil grayscale akan dilakukan proses thresholdingyang akan menyebabkan setiap
pixelhanya bernilai 0 atau 1. Setelah
proses grayscale dan thresholding selesai, proses selanjutnya
adalah melakukan proses segmentasi (Segmentation).
5.1.3.2Proses
Segmentasi (Segmentation)
Proses segmentasi
dilakukan dengan memetakan jumlah titik hitam setiap baris pada gambar ke sumbu
y (Y-Mapping) dan setiap baris karakter hasil pemetaan tersebut
dipetakan lagi ke sumbu x (X Mapping). Setiap koordinat karakter
hasil segmentasidisimpan dalam variabel array yang sudah disiapkan.
Dalam hal ini terjadi tiga proses segmentasi, yaitu :
1. Segmentasi Baris ( Line Segmentation)
Segmentasi baris merupakan proses awal dari
modul proses segmentasi karakter.
2. Segmentasi Kata (Words Segmentation)
Setiap baris hasil dari tahap segmentasi
baris sebelumnya dipetakan padasumbu- x lalu dihitung jumlah pixel bernilai
satu (1) (pixel hitam).
3. Segmentasi Karakter (Character Segmentation)
Segmentasi karakter penelusurannya hampir
sama dengan segmentasi kata,hanya saja pemisahan antar karakter dibatasi
minimal 1 pixel saja.
![]() |
Gambar 5.4. Flowchart Proses Segmentasi (Segmentation)
Contoh :

Gambar 5.5. Ilustrasi Proses Segmentasi
5.1.4.
Modul Pelatihan (Training Process)
Pada proses pelatihan
ini, jaringan akan dilatih satu per satu berdasarkan vektor input gambar
huruf dan angka yang sudah mengalami proses dari image preprocessing hingga
encode input sebelumnya.
Outputdari
modul ini adalah file data informasi
jaringan saraf tiruan yang berisi bobot koneksi antar neuron dari semua
pola vektor yang terbentuk dan vektor pola yang dipanggil secara stabil
(konvergen).
Sebelum proses
pelatihan berjalan hal yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah matrik vektor
bobot koneksi untuk menyimpan pola dengan kondisi awal Wji = 0, Setelah itu
tiap pola input vektor yang ada dan pola yang baru dihitung dengan
persamaan :

Kemudian matrik bobot yang lama dijumlahkan
dengan matrik bobot yang baru untuk mendapatkan bobot matrik koneksi yang bisa
merepresentasikan tiap pola :

Menghitung nilai aktivasi tiap pola dengan persamaan
:

Langkah-langkah Training
Process :
1. Vektor
pola biner dinormalisasi dengan
ukuran 8x8
2. Vektor
biner dirubah ke dalam bentuk bipolar yang mempunyai nilai 1 atau -1.
3. Proses
encode input yang menghasilkan matrik vektor 1x64, (vektor inilah yang
digunakan sebagai input pelatihan maupun input pengenalan).
![]() |
Gambar 5.6. Flowchart Proses Neural
Network
Pada Modul Pelatihan
5.1.5.
Modul Pengenalan (Recognition Process)
Input
dari modul pengenalan ini berupa file
gambar dokumen, yang tersusun dari rangkaian kata dari proses segmentasi. Input
vektor untuk proses pengenalan ini berupa matrik vektor pola 1x64,
nilai-nilai bobot koneksi jaringan dan vektor pola konvergen dari tiap karakter
yang telah dilatih sebelumnya melalui modul pelatihan.
Pada proses karakter ini sangat tergantung
pada proses segmentasi yang baik, apabila terdapat proses segmentasi yang tidak
valid sehingga pola yang diberikan tidak persis seperti salah satupola
dalam pembelajaran maka JST Hopfield mampu memilih salah satu pola dalam
memorinya yang paling mirip ini dikarenakan JST Hopfield juga besifat high-faulttolerance
dengan asumsi pemilihan. Output pengenalan ini adalah output yang
sesuai dengan kedekatan vektor pola input terhadap pola target. Proses
segmentasi yang kurang baik juga bisa menyebabkan JST memanggil pola palsu (spurious
stable state) di mana jaringan berkonvergensi terhadap pola lain.

Gambar 5.7. FlowchartProsesNeural Network
Pada Modul Pengenalan
5.2. Perancangan
Input
Masukan
atau inputan merupakan awal dari dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari
informasi adalah data yang terjadi dari transaksi atau kegiatan yang dilakukan
oleh pemakai atau user. Data dari
hasil transaksi atau kegiatan tersebut merupakan bahan mentah untuk mendapatkan
informasi.
Adapun desain input yang terdapat dalam aplikasi ini adalah sebagai berikut :
a. Desain Form Login
Rancangan form
login berfungsi untuk masuk ke form berikutnya,
yaitu dengan memasukan username dan password yang telah didaftarkan di server, kemudian klik tombol login untuk meneruskan ke form berikutnya.
Form Login
|
|||
Username
|
|||
Password
|
|||
|
Gambar 5.8. Desain Form Login
b.
Desain
Form Menu Utama
Desain formini berisi menu utama yangdisediakanagar pengguna dapat memilih apakah
ingin menjalankan proses pelatihan atau proses pengenalan. Sebelum proses
pengenalan, harus dilakukan proses pelatihan terlebih dahulu.
![]() |
Gambar
5.13. Desain FormMenu Utama
5.3. Implementasi
Sistem
1. Konfigurasi
Perangkat Lunak
Spesifikasi
perangkat lunak (software) yang
mendukung terhadap jalannya program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan
bermotor yaitu sebagai berikut:
a. Windows7
b. Program aplikasi yang digunakan adalah MATLAB R2009b (Version 7.9.0.529).
2. Konfigurasi
Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware)
yang digunakan untuk implementasi Program
aplikasi
pengenalan plat nomor kendaraan bermotor yaitu sebagai berikutyang diajukan yaitu sebagai berikut :
a.
Processor
Intel Pentium IV
b.
VGA 32 MB
c.
RAM 256 MB
d.
Hardisk
ATA
40GB
e.
Motherboard
Standar Socket 478
f.
Casing
Tower
g.
Monitor
LCD
h.
Mouse
and Keyboard
3.
Perkiaraan Biaya
Tabel
5.1.Perkiraan Biaya
Perangkat / Alat-alat
|
Perkiraan Biaya
|
1. Unit
komputer Dengan processor Pentium
IV, hardisk 40 Gb RAM 256
|
Rp.
1.000.000,-
|
2.
Printer
|
Rp.
700.000,-
|
3. Program
Aplikasi
|
Rp.
1.500.000,-
|
Jumlah
|
Rp.
3.200.000,-
|
5.5.Pengujian
5.5.1. Pengujian Program Aplikasi
5.5.1.1.
Jenis pengujian
Jenis pengujian yang digunakan
dalam tahap ini yaitu menggunakan pengujian black
box. Adapun rincianya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
5.2. Rencana pengujian sistem
Item
Uji
|
Detail
Pengujian
|
Jenis
Pengujian
|
Menu LogIn
|
Verifikasi Log In
|
Blackbox
|
Menu Utama
|
Input
|
Blackbox
|
5.5.1.2. Hasil Pengujian
1.
Pengujian
Login
Pada
tabel ini diuji apakah fungsi-fungsi dari tombol yang berada pada form login berfungsi atau tidak.
Tabel
5.3.Pengujian Login
Data Masukan
|
Yang
Diharapkan
|
Pengamatan
|
Kesimpulan
|
Username
dan Password harus terisi denan
benar
|
Langsung
masuk pada menu utama
|
Langsung
masuk pada menu utama
|
Diterima
|
Salah
memasukan username atau password,dan atau kosong tidak diisi
salah satu filednya.
|
Menampilkan
“username dan password anda salah”
|
Menampilkan
“username dan password anda salah”
|
Diterima
|
2.Pengujian Menu Utama
Data Masukan
|
Yang Diharapkan
|
Pengamatan
|
Kesimpulan
|
Menimport
foto
|
Langsung melakukan proses latihan dan pengenalan image
|
Langsung melakukan proses latihan dan pengenalan image
|
Diterima
|
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan
saran dari penulis dalam pembuatan desain web/sistem informasi.
6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian
pengenalan plat nomor kendaraan bermotorbaik secara ujicoba maupun berdasarkan teori,
sertamenganalisa hasil pengujian, maka dapat diambil kesimpulan-kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Persentase akurasi hasil pengenalan tiap karakter untuk ukuran
yang sama dengan yang dilatihkan sampai 96,77% dan rata-rata akurasi hasil
pengenalan untuk dua ukuran karakter yang berbeda dengan yang dilatihkan adalah
89,52%.
2. Persentase
rata-rata akurasi pengenalan image plat nomor dengan pemilihan huruf atau angka secara
random untuk ukuran yang sama dengan yang dilatihkan sampai 99,19%, sedangkan
untuk ukuran karakter yang berbeda sampai 89,49%.
3. Pada
pengujian pengenalan image plat
nomor berwarna berdasarkan pengaruh parameter BW Threshold. Pada BW
Threshold default (196) didapat akurasi sampai 93,18% untuk karakter yang
sama dengan pelatihan dan rata-rata akurasi untuk dua ukuran yang berbeda
dengan pelatihan sampai 76,51%. Pada BW Threshold (235) didapat akurasi
sampai 98,18% untuk karakter yang sama dengan pelatihan dan rata-rata akurasi
untuk dua ukuran yang berbeda dengan pelatihan sampai 86,36%.
4. Rata-rata
hasil pengenalan untuk setiap jenis ukuran karakter yang tidak dilatihkan
bergantung pada ukuran karakter yang telah dilatihkan, apabila jenis karakter
tersebut mirip dengan salah satu model karakter yang dilatihkan maka rata-rata
hasil pengenalan akan tinggi.
6.2. Saran
1. Proses
segmentasi karakter dapat disempurnakan dengan menggunakan beberapa metode
pemrosesan citra yang lain.
2. Untuk
pengembangan lebih lanjut diharapkan sistem bisa mengenali input gambar yang
terkena noise dengan menambahkan metode untuk filtering noise.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
Diyah Puspitaningrum. 2006. Pengantar Jaringan Syaraf Tiruan.
Yogyakarta
: Andi.
[2]
Arief Hermawan. 2006. Jaringan Syaraf Tiruan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta
: Andi.
[3]
Sri Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligence (Teknik & Aplikasinya).
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[4]
Fausett, L (1994), “Fundamental of Neural Network: Architectures, Algorithm,
and
Applications”. Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J.
[5]
Heaton, Jeff. 2008. Introduction to Neural Networks With Java 2nd Edition.
Heaton
Research.
[6]
Jure Zupan, Johann Gasteiger. 1999. Neural Networks in Chemistry and Drug
Design
2nd Edition.
and
Boltzmann Machiness.
[8]
Jonas Gomes, Luiz Velho. 2005. Image Processing For Computer Graphics.
Springer.
[9]
http://en.wikipedia.org/wiki/Hopfield_net
[10]
http://www.learnartificialneuralnetworks.com/hopfield.html
min bagikan pdf nya lah ,klo bisa program exe nya juga hehehe
ReplyDeletebisa kirim ke email aku
trima kasih
klo boleh skaligus yang judulnya perangkat lunak simulasi schorr autentification dan digital signature scheme yang ada di http://www.kampusti.click/2012/03/100-judul-kerja-praktektugas.html
point ke 6
soalnya link 4sharednya mati
trima kasih ya min
email aku : wisnot95@gmail.com